Indonesia adalah negeri yang kaya. Siapa yang setuju dengan
pernyataan tersebut? Bukan hanya kaya akan sumber daya alam namun juga
kebudayaannya yang telah diakui oleh warga dunia. Berbagai macam tari-tarian,
upacara adat, pakaian adat,kebiasaan hingga alat musik yang unik semuanya ada.
Pada bahasan kali ini saya akan mencoba mengulas sedikit mengenai salah satu
alat musik yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, yaitu Sasando.
metmuseum.org |
Sasando merupakan alat musik asli dari pulau Rote, Nusa Tenggara
Timur. Sasando juga sering disebut sasandu yang mempunyai arti alat yang
bergetar atau berbunyi. Alat musik ini terbuat dari bambu dan daun lontar.
Sasando dimainkan dengan cara dipetik dengan kedua tangan. Meskipun nampak sama
dengan alat musik lain yang sama-sama dipetik bahkan sekilas nampak seperti harpa namun jika dicermati suara yang dihasilkan oleh
Sasando mempunyai ciri khas tersendiri. Sasando dimainkan
dengan menggunakan dua tangan yang secara berlawanan. Tangan kanan berperan untuk memainkan accord, sedangkan tangan kiri sebagai pengatur melodi dan bass.
1kata.com |
Sasando juga telah mengalami
perkembangan yang cukup signifikan dari semenjak pertama kali ditemukan hingga
sekarang. Salah satu nya adalah jenis dari Sasando. Dulu sasandu hanya ada satu
jenis saja yaitu Sasandu Gong. Namun sekarang Sasandu ada dua jenis yaitu
Sasandu Gong dan Sasandu Biola. Menurut sejarah munculnya Sasandu Biola
dikarenakan masuknya orang Portugis yang memperkenalkan biola. Jadilah hingga
sekarang ini Sasando memiliki dua jenis. Sasandu Gong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian sedangkan sasandu biola digunakan untuk mengiringi lagu-lagu modern yang juga
didukung dengan sistem elektrik. Daun lontar pada Sasandu berfungsi sebagai
resonator dan tabung bambu yang digunakan untuk memasang dawai. Menurut cerita
dawai pada sasando tidak terbuat dari senar seperti sekarang, namun berasal dari
tulang daun gewang. Selain itu juga ada yang menyebutkan bahwa dawainya terbuat dari usus
musang yang dikeringkan. Jumlah dawainya pun juga turut berkembang yang semula
hanya ada 7 buah sekarang bisa mencapai 30-60
dawai, tergantung kebutuhan nada.
Sasandoshop.com |
Dibalik keunikan bentuknya dan keindahan
suaranya, Sasando memiliki filosofi tersendiri. Seperti jumlah dawai yang
berjumlah 7 yang melambangkan arti siklus kehidupan seorang anak manusia
dalam kandungan. Orang rote percaya bahwa seorang bayi yang berusia 7
bulan telah sempurna secara fisik. Dawai yang berjumlah 9 mempunyai arti
seorang anak yang siap untuk dilahirkan ke dunia. Sedangkan 10 dawai mempunyai
arti sempurna. Karena hanya Tuhan lah yang memiliki kesempurnaan. Selain
filosofi dalam dawai ternyata juga dalam nada. Sasandu Gong yang dimainkan
dengan sistem Gong dimana tidak boleh ada dua
bunyi atau nada yang dipetik secara bersamaan. Karena jika ada nada yang
dipetik secara bersamaan maka Sasandu tidak akan menghasilkan suara yang merdu.
Orang Rote percaya bahwa perbedaan mampu mengisi ruang-ruang nilai yang menuju sebuah keharmonisan yang utuh. Selain itu
peran setiap dawai yang berbeda mempunyi arti kemandirian. Meskipun sasando dimainkan secara
berbeda, namun nada itu saling mengisi satu sama lain. Setiap nada yang
memiliki peran yang berbeda namun menciptkan sebuh keharmonisan. Hal ini juga
berarti bahwa keharmonisan bukan terletak pada kesamaan namun pada perbedaan.
Dari beberapa sedikit uraian
tentang Sasando atau Sasandu semoga dapat menambah wawasan pembaca mengenai
alat musik yang dimiliki oleh bangsa kita. Dibawah ini saya juga menyertakan
sebuah video alat musik sasando dengan judul lagu Bengawan Solo yang sekaligus
merupakan lagu luar biasa yang diciptakan oleh Gesang yang juga
diterjemahkan kedalam beberapa bahasa di dunia.
Sumber referensi Sasando: news.roteonline.com
-Priskyra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar