Kamis, 21 April 2016

Sasando Alat Musik Asli Indonesia

Indonesia adalah negeri yang kaya. Siapa yang setuju dengan pernyataan tersebut? Bukan hanya kaya akan sumber daya alam namun juga kebudayaannya yang telah diakui oleh warga dunia. Berbagai macam tari-tarian, upacara adat, pakaian adat,kebiasaan hingga alat musik yang unik semuanya ada. Pada bahasan kali ini saya akan mencoba mengulas sedikit mengenai salah satu alat musik yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, yaitu Sasando.


metmuseum.org


Sasando merupakan alat musik asli dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Sasando juga sering disebut sasandu yang mempunyai arti alat yang bergetar atau berbunyi. Alat musik ini terbuat dari bambu dan daun lontar. Sasando dimainkan dengan cara dipetik dengan kedua tangan. Meskipun nampak sama dengan alat musik lain yang sama-sama dipetik bahkan sekilas nampak seperti harpa namun jika dicermati suara yang dihasilkan oleh Sasando mempunyai ciri khas tersendiri. Sasando dimainkan dengan menggunakan dua tangan yang secara berlawanan. Tangan kanan berperan untuk memainkan accord, sedangkan tangan kiri sebagai pengatur melodi dan bass.

1kata.com

Sasando juga telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari semenjak pertama kali ditemukan hingga sekarang. Salah satu nya adalah jenis dari Sasando. Dulu sasandu hanya ada satu jenis saja yaitu Sasandu Gong. Namun sekarang Sasandu ada dua jenis yaitu Sasandu Gong dan Sasandu Biola. Menurut sejarah munculnya Sasandu Biola dikarenakan masuknya orang Portugis yang memperkenalkan biola. Jadilah hingga sekarang ini Sasando memiliki dua jenis. Sasandu Gong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian sedangkan sasandu biola digunakan  untuk mengiringi lagu-lagu modern yang juga didukung dengan sistem elektrik. Daun lontar pada Sasandu berfungsi sebagai resonator dan tabung bambu yang digunakan untuk memasang dawai. Menurut cerita dawai pada sasando tidak terbuat dari senar seperti sekarang, namun berasal dari tulang daun gewang. Selain itu juga ada yang menyebutkan bahwa dawainya terbuat dari usus musang yang dikeringkan. Jumlah dawainya pun juga turut berkembang yang semula hanya ada 7 buah sekarang bisa mencapai 30-60  dawai, tergantung kebutuhan nada.

Sasandoshop.com


Dibalik keunikan bentuknya dan keindahan suaranya, Sasando memiliki filosofi tersendiri. Seperti jumlah dawai yang berjumlah 7 yang melambangkan arti siklus kehidupan seorang anak manusia dalam kandungan. Orang rote percaya bahwa seorang bayi yang berusia 7 bulan telah sempurna secara fisik. Dawai yang berjumlah 9 mempunyai arti seorang anak yang siap untuk dilahirkan ke dunia. Sedangkan 10 dawai mempunyai arti sempurna. Karena hanya Tuhan lah yang memiliki kesempurnaan. Selain filosofi dalam dawai ternyata juga dalam nada. Sasandu Gong yang dimainkan dengan sistem Gong dimana tidak boleh ada dua  bunyi atau nada yang dipetik secara bersamaan. Karena jika ada nada yang dipetik secara bersamaan maka Sasandu tidak akan menghasilkan suara yang merdu. Orang Rote percaya bahwa perbedaan mampu mengisi ruang-ruang nilai yang menuju  sebuah keharmonisan yang utuh. Selain itu peran setiap dawai yang berbeda mempunyi arti kemandirian. Meskipun sasando dimainkan secara berbeda, namun nada itu saling mengisi satu sama lain. Setiap nada yang memiliki peran yang berbeda namun menciptkan sebuh keharmonisan. Hal ini juga berarti bahwa keharmonisan bukan terletak pada kesamaan namun pada perbedaan.

Dari beberapa sedikit uraian tentang Sasando atau Sasandu semoga dapat menambah wawasan pembaca mengenai alat musik yang dimiliki oleh bangsa kita. Dibawah ini saya juga menyertakan sebuah video alat musik sasando dengan judul lagu Bengawan Solo yang sekaligus merupakan lagu luar biasa yang diciptakan oleh Gesang yang juga diterjemahkan kedalam beberapa bahasa di dunia.




Sumber referensi Sasando: news.roteonline.com





-Priskyra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar